Perjalanan Luar Biasa dalam Pendidikan Guru Penggerak: Sebuah Kisah Perjuangan dan Dedikasi
Pendidikan adalah jalan panjang yang penuh perjuangan. Sebagai seorang pendidik, saya percaya bahwa belajar bukan sekadar proses menyelesaikan modul atau memperoleh sertifikat. Pendidikan sejati adalah perjalanan yang menuntut pengorbanan, perjuangan, dan keteguhan hati. Itulah yang saya rasakan selama mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10.
Namun, kisah ini tidak dimulai dengan mudah. Sebelum dinyatakan lulus di Angkatan 10, saya telah mencoba sejak Angkatan 7 dan Angkatan 9, tetapi gagal. Ketika pengumuman kegagalan itu datang, perasaan kecewa dan ragu sempat menyelimuti hati. Namun, saya percaya bahwa setiap kegagalan adalah bagian dari rencana Tuhan untuk mempersiapkan saya lebih baik. Dengan tekad yang kuat, saya mencoba lagi di Angkatan 10, dan kali ini perjuangan saya membuahkan hasil.
Perjuangan Tak Terduga di Tengah Pendidikan
Perjalanan menjadi seorang Guru Penggerak adalah pengalaman yang tidak pernah mudah. Di balik setiap modul yang harus saya pelajari, ada tantangan kehidupan yang harus saya hadapi. Saat saya memulai Modul 1, ayah saya pertama kali masuk rumah sakit. Rasa khawatir dan cemas menjadi teman harian saya, tetapi pendidikan tetap berjalan.
Ketika memasuki Modul 2, keadaan semakin sulit. Ayah saya harus dirawat di ICU, dan saya berada di persimpangan antara tanggung jawab keluarga dan tanggung jawab pendidikan. Pikiran saya penuh, hati saya berat, tetapi saya tahu saya harus tetap melangkah.
Puncaknya, di Modul 3, ayah saya dipanggil ke hadirat Tuhan. Dunia terasa runtuh. Gelap. Saya kehilangan sosok yang menjadi pilar kekuatan saya. Saat itu, saya tidak tahu harus bagaimana. Namun, dalam kesedihan yang mendalam, saya menemukan kekuatan baru. Saya teringat pesan ayah saya: "Jangan pernah berhenti berjuang dan belajar." Pesan itulah yang menjadi pendorong saya untuk menyelesaikan program ini hingga akhir.
Terima Kasih kepada Orang-Orang yang Berarti
Perjalanan ini tidak saya lalui sendirian. Saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung saya:
Bapak Tjutju, Ibu Pengajar Praktik Nia Asih Kurniasari, yang selalu memberikan arahan dan motivasi,
Rekan-rekan seperjuangan: Pak Dede, Pak Tegar Ananda, Bu Ella, Bu Suci, Bu Novia, serta kelompok pembelajaran online yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu,
Dan tentu saja keluarga besar SMAN 1 Bungursari yang terus memberikan dukungan moral di masa-masa sulit.
Tanpa mereka, saya tidak mungkin bisa sampai di titik ini. Setiap dukungan, sekecil apa pun, memberikan kekuatan bagi saya untuk melanjutkan langkah.
Pelajaran Berharga: Jangan Pernah Berhenti Belajar
Dalam perjalanan ini, saya juga menghadapi tantangan dari pihak-pihak yang meragukan kemampuan saya. Ada yang mengatakan bahwa saya terlalu muda untuk mengikuti program ini. Namun, saya percaya bahwa usia bukanlah penghalang untuk belajar dan berkembang. Sebagai guru, saya ingin menjadi teladan bagi siswa-siswa saya bahwa belajar adalah proses yang tidak mengenal usia, waktu, atau batasan.
Saya berharap, pengalaman ini dapat menginspirasi rekan-rekan sejawat dan siswa-siswa saya di SMAN 1 Bungursari. Jangan pernah berhenti untuk belajar, berinovasi, dan menjadi kreatif dalam bidang apa pun yang kalian tekuni. Karena pada hakikatnya, manusia itu hidup untuk belajar.
Harapan untuk Masa Depan
Saya selalu berdoa agar ilmu yang saya dapatkan melalui program ini membawa manfaat, tidak hanya untuk saya pribadi, tetapi juga untuk siswa-siswa saya, rekan-rekan guru, dan masyarakat luas. Sertifikat yang saya raih bukanlah tujuan akhir, tetapi langkah awal untuk memberikan dampak positif yang lebih besar.
Semoga cerita ini menjadi motivasi bagi siapa pun yang sedang berjuang dalam hidupnya. Ketahuilah bahwa setiap perjuangan akan menghasilkan buah yang manis jika kita tidak menyerah. Bersama-sama, mari kita wujudkan pendidikan yang membawa perubahan dan manfaat bagi semua.
Salam Inspirasi,
Hendri Hardiyana, M.Pd