
MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PBL (PROBLEM BASE LEARNING) PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP DI KELAS XII MIPA SMAN 1 BUNGURSARI
ABSTRAK
Pembelajaran merupakan usaha sadar dan terencana yang terjadi antar guru dengan siswa agar keberhasilan proses pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran yang kurang menyenangkan dan monoton menjadi salah satu faktor kesulitan siswa, karena tidak adanya pembelajaran yang bermakna dan tidak ada peran aktif bagi siswa. Penyebab kesulitan belajar tersebut umumnya terjadi karena faktor internal seperti kemampuan intelegensi siwa dalam memecahkan topik masalah yang diberikan guru dan faktor eksternal yang meliputi penggunaan model dan media pembelajaran guru. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan penetian ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran biologi dengan menggunakan model PBL pada materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas/PTK (Clasroom Action Research) meliputi tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas di kelas XII MIPA SMAN 1 Bungursari berjumlah 34 siswa. Data yang dihimpun meliputi penilian pretest dan postest. Hasil penelitan menunjukkan peningktan rata-rata nilai hasil belajar dari nilai 82,7 dipenilaian pretest menjadi 88,4 dipenilaian postest. Hasil ini sesuai dengan nilai N-gain score sebesar 0,33 dengan kategori sedang, ini membuktikan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran mencapai 100%. Hal ini menunjukkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL sangat efektif meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.
PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah sebuah interaksi komunikasi yang terjadi antara guru dengan siswa yang mana keberhasilan siswa tersebut mengacu kepada cara guru mengelola pembelajaran (Putri et al., 2016). Pembelajaran merupakan usaha sadar dan terencana yang terjadi antar elemen pendidikan untuk memperoleh ilmu pengetahuan (Ristanto et al., 2018). Interaksi dalam pembelajaran mampu mengubah perilaku atau tingkah laku maupun cara berfikir siswa dalam membentuk perubahan pengetahuan sebagai pencapaian hasil belajar (Astuti et al., 2019). Pada hakikatnya pembelajaran pada saat ini berjalan hanya satu arah, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator atau memberikan arahan kepada siswa sehingga siswa dituntut berperan aktif, mengaitkan konsep-konsep serta berfikir kritis memecahkan masalah pada saat pembelajaran berlangsung (Fauzi & Fariantika, 2018).
Pembelajaran yang kurang menyenangkan dan monoton, sehingga tidak menarik bagi siswa menjadi salah satu faktor terhadap rendahnya hasil belajar dalam ranah kognitif karena dalam proses pembelajaran siswa tidak berperan secara aktif, pembelajaran sering dilakukan satu arah, dan lebih berpusat pada guru (Mulyono et al., 2017). Penyebab kesulitan belajar siswa bisa dikategorikan karena faktor internal dan eksternal. Jika dibandingkan antara kedua faktor tersebut menunjukkan hasil bahwa faktor internal lebih mendominasi dalam menyebabkan kesulitan belajar siswa sebanyak 79,34 %, adalah kemampuan intelegensi siwa dalam memecahkan soal yang diberikan guru serta faktor eksternal yang meliputi penggunaan model dan media pembelajaran guru (Widiastuti, 2020).